Review Buku Embun di atas Daun Maple


Halo sahabat peri tinta, Alhamdulillah saya dapat kiriman buku plus tanda tangan penulisnya pula ! Buku yang memiliki cover terbilang manis dengan nuansa daun maple dan didominasi salah satu warna favorit saya yaitu putih jadi semakin cantik ya. Yuk langsung aja.


Sinopsis

Rerimbunan daun maple telah bersaksi atas keimanan dan keteguhan Sofyan, pemuda muslim Teluk Kuantan. Hidup di negeri orang sekian tahun, berjarak hari dan waktu, membuatnya kerap dilanda rindu pada Emak dan Aini, sering kali ia ingin pulang meski belum saatnya.

Berulang waktu, keyakinan akan DIA tersampaikan dengan indah di Kanada, tepatnya di Saskatoon. Sofyan kian diuji, hadirnya begitu berarti bagi Kiara, gadis orthodox berparas cantik Rusia-Aceh, lengkap dengan beribu tanya tentang Tuhannya, dan Kiara mengaguminya. Sayangnya kekaguman ini tidak hanya milik kiara, mawar putih berpuisi sering dikirimkan kepada Sofyan juga menjadi bukti kekaguman seorang yang lain.

Di antara cita-cita dan cinta, Sofyan tetap harus pulang menjadi kebanggaan Emak dan Aini. Lalu, kepada siapa rindu terjaga atau mungkin sebagai candu saja?

Lalu, siapakah pengirim mawar berpuisi ? dan apakah kiara hanya mengagumi Sofyan, bagaimana dengan cintanya? Keyakinannya? Kepada siapakah hati Sofyan akan bertaut? Ataukah hanya teruntuk Emak dan Aini?

Review Buku

Apakah kita telah mencari sebuah kebenaran dalam keyakinan yang asalnya bukan hanya dari kebiasaan masyarakat sekitar atau karena keturunan saja ?

Buku setebal 286 halaman ini menceritakan tentang bagaimana sikap untuk bertoleransi, mengandung bahasan agama yang dikemas dengan cara ngepop dan jauh dari kesan menggurui, serta menekankan bahwa hidayah bisa saja datang kepada siapapun atas pencariannya.

Hal tersebut dapat kita temukan melalui pertemanan para mahasiswa Saskatoon dan cara diskusi yang tidak dominan untuk lebih membela kepentingan agamanya sendiri dan hanya ingin menjatuhkan bukan sebagai mencari kebenaran.

Muhammad Sofyan Alfarisi merupakan pemuda muslim berasal dari Teluk Kuantan Riau yang mendapatkan  beasiswa S2 ke luar negeri dari Saskatchewan Foundation mengambil jurusan ekonomi. Kesehariannya dihabiskan untuk kuliah, menulis, dan mengajar  les privat bahasa Indonesia serta menjadi andalan diantara teman-temannya ketika berdiskusi perihal agama Islam.

Kiara Callista Filothei seorang  penganut Kristen Orthodox mengambil jurusan faculty of letters and fine art. Gadis berparas cantik keturunan Rusia dari ayahnya dan Aceh dari ibunya memiliki rasa ingin tahu yang besar dan santun dalam berkata. Sang pengagum Maryam ini mengantarkan Kiara berkenalan dengan Sofyan melalui puisinya yang  berjudul Mary The Virgin saat perayaan Tahunan Canadian Tulip Festival.

Sejak itulah Kiara banyak bertanya dan mengajak untuk berdiskusi, dimana setiap diskusi beberapa teman dekatnya pun diajak terlibat.

Ada Fritz seorang mahasiswa muslim jurusan sastra asli jerman yang tinggal bersama adik perempuanya bernama Olivia dan sangat merasa nyaman dengan cara mengajar Sofyan serta sekaligus menjadi pengingat ibadahnya.

Felix penganut agama Kristen, satu kamar dengan Sofyan sekaligus di fakultas yang sama merupakan pemuda keturunan Tinghoa yang penasaran dengan sosok dibalik pengirim mawar putih berpuisi untuk temannya yang seringkali mendarat di depan pintu kamar.

Eva, anak seorang pengusaha properti di Jakarta, teman satu apartemen Kiara.

Dan Zahra gadis sholihah berwajah cantik khas minang, teman satu jurusan Sofyan yang hanya berbeda beberapa kamar darinya.

Hal yang menarik dari buku karya Hadis Mevlana ini adalah banyak puisi – puisi yang khas dengan nuansa religi

Nah, ini adalah salah satu puisi yang saya suka...

Apa itu cinta ?
Seperti air yang memadamkan apikah ?
Atau seperti angin yang mengantarkan serbuk sari kepada putik
Aku bertanya pada laut
Ia berkata : cinta itu seperti deburan ombak yang setia mencium bibir pantai
Aku bertanya pada Sinai
ia berkata : cinta itu seperti Musa yang berkorban untuk putra-putra Ismail
aku bertanya pada Jerusalem
ia berkata : cinta itu seperti Maria menyayangi Kristus
aku bertanya pada Makkah
ia berkata : cinta itu seperti Nabi mencintai Khadijah
aku bertanya pada lidahmu
maka jawablah dengan hati berbalut kasih

Indah sekali bukan ? dan cukup memanjakkan para pujangga ataupun bukan karena bait-baitnya masih bisa dimengerti maknanya.

Selain puisi, dari segi karakter yang paling berpengaruh yaitu Kiara itu sendiri, gadis yang mengagumi Sofyan ini memiliki beribu pertanyaan tentang Tuhannya dan untuk mengetahui hal tersebut Kiara yang cukup cerdas dan kritis ini mencari kebenaran yang sesungguhnya kepada seseorang yang mampu atau mengetahui agama tersebut. Hingga hidayah pun datang mengetuk pintu hatinya melalui jawaban dari seluruh pertanyaannya.

Dalam buku ini banyak istilah asing meskipun sang penulis memberikan glosarium di bagian belakang buku dan catatan kaki di setiap halamannya namun ada bagian yang saya rasa tidak semua pembaca mengerti yaitu ketika sofyan mengirimi surat untuk adiknya bukan dalam bahasa Indonesia.

Dan saya merasa Sofyan nyaris sempurna karena sudah tampan, ilmu agamanya luas, dan sangat beruntung mendapatkan beasiswa ke Kanada, seolah- olah tokoh lain kurang dirasakan kehadirannya. Dan yang membuat saya sedikit gemas dengan buku ini adalah belum tertuntaskan kepada siapa Sofyan akan melabuhkan hatinya, padahal kalau dari judul saya menebak buku embun di atas daun maple terlihat sekali dengan keromantisan pada manusia. Ternyata ini lebih pada keromantisan yang luar biasa secara vertikal.

Kira-kira diskusi apa saja yang membuat Kiara sampai mengagumi Sofyan ? dan siapa ya pengirim mawar beserta puisi-puisi yang hanya meninggalkan jejak berinisial YSA ? 

Nah, penasarankan ? nggak seru dong kalau spoiler disini Hehehe...

Yuk baca bukunya dan bisa dipesan langsung juga loh dengan menghubungi media sosial yang telah saya cantumkan dibawah ini ya.

Facebook : Hadis Mevlana
Twitter : @hadismevlana

Terima kasih banyak
Sukses selalu Pak Hadi, ditunggu karya selanjutnya :)
  

Berbagi:

5 komentar

  1. Keren, Dhi, aku suka reviewmu ini :) Udah mendayu-dayu khas Tere Liye pulak :D aku jadi penasaran juga kan ma bukunya, buat diskusi di rumba ahhh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. harusnya tadi kubawa ya kak ? yeeay nanti hibahkan aku buku lagi ya kak *ting

      Hapus
  2. suka gaya reviewnya , bagus dan menarik. walau sudah baca bukunya tetap aja pengen baca reviewnya sampai akhir

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah seneng banget dikunjungi sama teh erna. Alhamdulillah terima kasih ya teh. Masih banyak belajar dan berguru hehe

      Hapus
  3. Wah, kayaknya keren nih bukunya, jadi pengen baca
    Btw, salam kenal ya, Kreta Amura

    BalasHapus