Merindu Istana


para bocah berlari kesana kemari sedang bermandikan air hujan, hingga basah kuyup dan lelah menyergap tubuh mereka.
tak pernah terbesit tentang kekhawatiran ibu ataupun ayah yang menunggu di rumah.

para remaja sekalipun dewasa sanggup menghabiskan waktu berjam - jam diluar sekedar nongkrong atau berjalan - jalan untuk berupdate ria dan membuang uang.
tak pernah berfikir sang ayah bekerja keras mencari uang untuk menghidupi kebutuhan pokok sehari - hari dan ibunda telah memasak, lalu menunggu hingga santapan menjadi dingin, dan akhirnya kecewa karena makanan tak disentuhnya.



sebagian orang rela menghapus gambar keluarga di galeri handphone demi mempertahankan gambar teman, pacar, bahkan idola. tak terpikir apakah besok bisa berfoto bersama lagi.

banyak sekali keluarga yang berkumpul dirumah atau di tempat makan hanya berbicara sekedarnya bahkan tak berbicara, karena sibuk dengan kegiatan dan gadgetnya masing - masing.

dan banyak orang tidak pernah menyadari betapa beruntungnya kehidupan yang mereka miliki, karena masih dapat berkumpul dengan keluarga yang utuh.
mengapa tak pernah ada dengan keluarga?
mengapa bisa menghabiskan waktu dengan keluarga namun tak dimanfaatkan secara baik untuk mempermanis keadaan keluarga?

peran ibu  mendominasi dalam mengasuh, sikap lembut dan nasihatnya yang menenangkan hati. seperti sayap cantik yang mampu menerbangkan ke awan, memberikan kehangatan, kenyamanan dan menghilangkan rasa sedih
peran ayah yang menjadi tombak dalam keluarga, melindungi anaknya, mengajarkan tentang tanggung jawab yang dimulai dari diri sendiri lalu orang lain, dan berpesan agar tidak mempercayai orang lain seratus persen.
serta peran kakak atau adik menjadi pelengkap kebahagiaan, meramaikan suasana di rumah
hingga rumah menjadi istana yang selalu dirindukan untuk kembali pulang.

 peran dan tempat itulah yang kurindukan, semua telah berubah, tidak sama seperti dahulu ketika bersama, sebab para kepala menjadi tak satu tujuan, dan akhirnya rasa kehilangan, benci dan rindu berbaur menjadi satu.

sekalipun terhadap keadaan yang tidak diharapkan, bukannkah hidup harus menerima?
Ya aku selalu belajar menerima
sekarang hanya jejak - jejak hikmahlah yang dapat diambil untuk pembelajaran...

meskipun telah berubah...
aku berharap tak pernah kehilangan tombak, sebab ia seperti arah yang dapat menguatkanku dalam kehidupan dan menjadi contoh bagaimana aku harus memilih sosok lelaki tepat yang kelak akan mendampingiku sampai akhir hayat.
aku juga berharap sayap cantikku selalu ada menemani, menerbangkanku hingga menggapai seribu kisah indah dan menjadi media belajar bagaimana menjadi istri sekaligus ibu yang baik nantinya.

aku juga berharap semua orang yang membaca ini dapat menghabiskan waktu dengan keluarga dengan baik, selagi bersama...






Kategori:

Berbagi:

0 komentar