Peri Tinta
  • Beranda
  • Peri Tinta
  • Traveling
  • Random
    • Review
    • Stories
  • Literasi
    • Resensi Buku
    • Cerpen
    • Puisi
Saat ini, aku tidak mengerti...
apa itu esensi mencinta terhadap manusia…
entah harus berasal dari rupa lalu ke hati
atau melalui cara hingga hati bisa menerimanya ?

Kepadanya yang seringkali ku titipkan melalui doa
Ku harap angin pun membersamai hingga menilisik dirinya...

Ayah…
Aku ingin memupuk dan merawat bunga-bunga bersamanya, mengalami masa – masa layu bunga dengannya, pun merasakan kembang bermekaran luas bak ditaman indah

Ayah…
Aku tidak tahu, bagaimana aku harus mencari dan memilih dengan benar
bagaimana aku dapat yakin bahwa ia yang dikirimkan Tuhan untukku
tidak hanya itu… namun bagaimana cara menerima dengan apa adanya

Ini bukan perkara mudah oh Ayah...
Sebab kita terhalang oleh jarak... kau pun tak tahu aku bimbang

Ku harap hanya sekali saja aku mengenal cinta yang hanya berasal dari-Nya
Ia yang nantinya akan  menjadi teman hidup selamanya…

Ayah…
Di sudut ruangan ini bersama senja yang sejak dulu ku kagumi
aku terus bertanya pada seorang diri
akankah ada seseorang menghampiriku dengan segala ketulusannya ?
dan juga menetapkan dirinya untuk bersamaku karena Nya…

Ia yang akan saling mengisi ketika bersama, sehingga selalu dirindukan…
Ia yang dapat menyejukan amarah dan memberikan solusi disetiap masalah…
Ia yang mau menjaga dari segala sisi gelap dan ketakutan…
Ia yang berniat menutup kelemahanku dengan kelebihan yang dia punya…
Ia yang memiliki kehangatan dalam sebuah keluarga…
Ia yang mengerti atas kewajiban dan tujuan dalam hidupnya…
Ia yang bertanggung jawab pada dirinya dan putrimu kelak…

Ayah, ajarkan aku tuk mencinta
Dengan sebenar-benarnya mencinta
Agar aku dapat bersanding dengannya dan layak memilikinya....

-Dhiya Tazkiya-

Note : Mohon maaf sudah lama saya tidak aktif di blog, tulisan ini awal mulai saya untuk aktif kembali.

Halo sahabat peri tinta, Alhamdulillah saya dapat kiriman buku plus tanda tangan penulisnya pula ! Buku yang memiliki cover terbilang manis dengan nuansa daun maple dan didominasi salah satu warna favorit saya yaitu putih jadi semakin cantik ya. Yuk langsung aja.


Assalamualaikum...
Peri tinta baru berselancar lagi dengan tulisan nih, kemarin-kemarin terjadi writers block banget hehehe.
Apa itu writers block ? yuk simak bareng :)



Siapa yang tidak kenal dengan kota berjulukan Paris Van Java satu ini ? 

Kota berudara sejuk yang memiliki banyak pemandangan indah dan surganya kuliner, sampai-sampai membuat orang betah berlama-lama untuk liburan bahkan tidak sedikit masyarakat dari luar kota menjadikan kota ini sebagai tempat tinggal.

Yup sudah tidak asing lagi, yaitu Bandung Si Kota Kembang.
Kedatangan saya ke Bandung pada tanggal 1 Juni 2016 lalu bukan untuk berleha-leha menikmati panorama cantik nan alami apalagi berwisata kuliner. Ada hal yang lebih menarik untuk saya lakukan, yaitu menghadiri undangan Workshop selama satu hari di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Bapusipda) yang diperuntukkan Pengelola Taman Baca Masyarakat (TBM) se-Jawa Barat, salah satunya termasuk Rumah Baca Hos Tjokroaminoto,  acara ini mengambil tema “membangun budaya baca masyarakat dengan menulis”.

Tema yang diangkat pada Workshop tersebut berdampak sangat bagus terhadap kekuatan energi sehingga membakar semangat saya menjadi semakin membara. Terbukti dari H-3 sebelum keberangkatan, saya sudah mulai menyiapkan perlengkapan apa saja yang diperlukan, hanya untuk satu hari memang terkesan lebay ya. Namun persiapan jauh-jauh hari sudah menjadi kebiasaan saya sebelum melakukan perjalanan.

Selepas subuh, saya meluncur menggunakan sepeda motor menuju terminal Bekasi. Disana saya bertemu denga Kak Ratih perwakilan dari Forum TBM Grand Umi Bekasi. Kurang lebih tiga jam kami sampai di terminal Leuwi Panjang, Bandung. Disana, Bu Ina dan satu anak laki-lakinya selaku perwakilan Forum TBM Jatibening sudah menunggu kami berdua.

Dengan menggunakan taksi kami berempat tiba di Bapusipda. Workshop berlangsung di Aula lantai 4.  Saya sudah melakukan registrasi, mendapatkan goodie bag yang berisi alat tulis dan handout materi dari para narasumber, serta yang paling penting adalah mendapatkan snack, Hahaha...
karena sangat penting untuk sistem fokus pada otak yang tersambung dengan sistem perut, dimana keduanya harus berkesinambungan agar tidak terjadi error atau kita sebut ‘’keroncongan’’. 

Oke, kembali ke topik

Writers Block ? Kok bisa ?

Pak Jumari Haryadi, beliau lulusan dari fakultas Tekhnik Informatika di Universitas Islam Nusantara Bandung, sejak duduk dibangku SMP hobi menulis. Buku-buku yang dilahirkannya berjenis nonfiksi.

Pada sesi pertama beliau memberikan motivasi dan tips agar tidak menjadi “writers block” (macet nulis) khususnya bagi pemula, karena setiap penulis pasti pernah mengalami berbagai hambatan dalam menulis. 

“when your imaginary stop talking to you, why?” kalimat pembuka dari Pak J. Haryadi untuk mencairkan suasana yang terkesan kaku akibat ruangan yang cukup megah dan tempat duduk yang terkesan layaknya anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Sebelum menjawab pertanyaan diatas, saya ingin berbagi kenapa sih kok jadi writers block ?
  1. Tidak ada motivasi
  2. Tidak menguasai topik
  3. Tidak ada waktu
  4. Kurang menguasai kosakata
  5. Tidak pernah membaca
  6. Tidak punya ide
  7. Merasa menulis sulit
  8. Merasa bukan bakat
  9. Bingung memulai tulisan/sering menunda tulisan/malas
  10. Tidak mood
  11. Lingkungan tidak mendukung
  12. Kurang pede
  13. Takut salah karena tidak menguasai EYD
  14. Merasa cepat puas
Wah, kok bisa penyebabnya jadi sebanyak itu ya?

Lalu dengan sikap ingin tahu lebih dalam, saya pun ikut membaca handout.

James Russel Lowell mengatakan “Kalau kita tunggu waktu yang tepat untuk menulis, maka waktu itu tidak akan pernah muncul” 

Begitulah kutipan pertama yang tertulis dihandout Pak J. Haryadi, berhasil membuat saya berpikir dan resapi.

Hal itu seperti mewakili semua jawaban dari penyebab-penyebab menjadi writers block
Kutipan ini pun seperti menyinggung perihal niat, komitmen, dan konsistensi. Karena ketiga hal tersebut menurut saya memang seharusnya sudah tertanam dalam diri kita apabila bersungguh-sungguh ingin menjadi penulis.

Pertanyaannya adalah bersungguh-sungguh seperti apakah itu?

Pak J. Haryadi mengatakan kalau kita bersungguh-sungguh mempelajarinya, mau berlatih mempraktekannya, dan paling penting adalah membaca, menjadi penulis tidak akan sekedar angan-angan belaka, seperti yang dikatakan Thomas Alfa Edison, “Sukses itu adalah 1 persen karena bakat dan 99 persen karena kerja keras. Artinya bukan murni karena bakat yang dimiliki bisa menulis namun karena usaha dan terus berlatih kelak bisa menjadi penulis.  

Membaca dan menulis seperti suami isteri yang akan terus saling membutuhkan dan melengkapi.

Membaca juga bagaikan oksigen yang terus kita hirup setiap hari, menit, bahkan nilai yang terkecil yaitu detik. Tanpa oksigen tentunya kita tidak bisa hidup, sama halnya pula seperti membaca, sebab dengan membaca akan membuka cakrawala berfikir, memperoleh informasi yang mencakup isi, dapat memahami makna bacaan, dan membuka jendela dunia.

Melalui membaca kita dapat menglanglang buana tanpa perlu mengeluarkan uang yang banyak, hanya duduk manis ditemani secangkir teh hangat atau kopi, kita sudah bisa pergi keliling dunia dengan berjuta imajinasi atau informasi yang kita baca dan serap.

Sedangkan menulis, tentunya harus banyak membaca agar dapat meningkatkan perbendaharaan kata, mengetahui tehnik juga tips, dan sebagainya. Dan paling penting yaitu tetap terus berlatih menulis agar tidak sekedar menjadi tukang tulis, contohnya nulis buku harian hehehe. Maka latihan nulis itu hukumnya wajib ya.

Sesi Kedua

ada 3 burung berada di atas kawat, kemudian 1 burung hendak mencari makan.

Maka ada berapa burung yang tersisa? tanya Pak Adrie kepada peserta

Ada peserta yang berhasil menjawab dengan suara lantang dan satunya lagi bergumam dalam hati (itu saya) hehehe

Jawabannya adalah ketiga burung tersebut masih berada diatas kawat.

kira-kira kenapa ya tidak berkurang?
coba ulangi pertanyaannya baik-baik dan cari kata 'hendak'.

Hendak berarti ingin, ingin berati akan mau, akan mau artinya belum dilakukan dan masih diam ditempat.

Sepakat?
Saya sepakat

Pak Adrie menganalogikan dengan menulis, kalau seseorang hendak menjadi penulis tapi belum berlatih dengan rajin, artinya seperti burung tersebut yang hanya diam di tempat.

Penulis yang memiliki nama pena Adrie Nur Alfatia ini seorang lulusan dari ITB (Institusi Tehnologi Bandung) jurusan fisika, membuka sesinya dengan kisah tiga burung kemudian menjelaskan mengenai tehnik menulis berita.

Kali pertama saya mengetahui materi ini, menulis berita ternyata berbeda dengan menulis artikel. berita harus berisi faktual dan bukan opini.

Beberapa kali diberikan soal untuk menulis, dimulai dari sebuah berita singkat yang diacak perkalimatnya sehingga peserta diharapkan membuat tulisan tersebut kembali seperti semula dengan berpatokan pada unsur 5W+1H, yaitu what, why, who, when, where + how.

Menulis berita terasa lebih mudah dibandingkan dengan soal kedua yang hanya diberikan sebuah gambar tanpa diketahui unsur 5W+1H. Mungkin hal tersebut bisa dijadikan sebuah tulisan yang lebih mengarah pada jenis fiksi misalnya puisi, prosa seperti cerpen, dan drama.

Sesi Ketiga

Seorang yang berjuang menjadi tukang becak demi mencukupi biaya untuk menempuh pendidikan di UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung, Pak Drajat memiliki kepuasan dan kebahagiaan ketika menulis sehingga kini berprofesi sebagai penulis yang sekaligus merangkap menjadi guru matematika.

Kalau kedua narasumber diatas memberikan motivasi bahwa menjadi penulis itu mudah dan pasti bisa asalkan terus berlatih. Berbeda sekali dengan Pak Drajat yang memberikan pengalaman sulitnya menjadi penulis.

Tentunya setiap perjalanan berliku dan perlu usaha serta perjuangan sekalipun ketika sudah piawai dalam menulis belum tentu jalannya selalu mulus, misalnya ditolak berkali-kali oleh penerbit atau media, ketika sudah sepakat dengan penerbit ternyata dibatalkan begitu saja, bahkan ada juga yang bayarannya tidak sesuai dengan kesepakatan awal. 

Selain memberikan materi tehnik menulis, Pak Drajat juga memberikan maksud bahwa kita harus siap dengan peristiwa-peristiwa tersebut, menerima dan berlapang dada, pantang menyerah, terus berkarya, serta meyakini Allah Sang Maha Pemberi rezeki. 

Bagian Akhir

Workshop selesai sekitar pukul 3 sore ditutup dengan sambutan dari Ketua Bapusipda kemudian sesi foto bersama.

Salam L (Literasi)

Bersama Narasumber, dari sebelah Kiri : Pak J. Haryadi, Pak Adrie dan Pak Drajat

Saya sangat senang, pulang-pulang sudah mengantongi sertifikat ditambah ilmu baru yang bisa dipraktekkan. Tak ketinggalan saya juga menyempatkan beli oleh-oleh dekat terminal Leuwi Panjang bersama Kak Ratih. Hehehe

Terima Kasih,
Semoga bubuk peri tinta ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca setia😍













Yogyakarta, kota penuh keramah tamahan, kota dengan beragam kesenian dan budaya yang tetap lestari sejak zaman nenek moyang hingga kini, kota pelajar karena menjadi jujugan banyak orang yang berbondong-bondong ingin menimba ilmu, dan kota penuh kenangan yang berhasil membuat saya jatuh hati dalam waktu 2 hari saja.

Bersama Kak Prita dan suami tercinta, yaitu Kang Nana serta seorang teman relawan lagi, saya kebetulan terpilih mewakili Rumah Baca HOS Tjokroaminoto Bekasi dalam agenda Jagongan Media Rakyat (JMR) 2016 kali ini. Entah, apa kriteria yang membuat Kak Prita sebagai Direktur rumah baca memilih saya, haha, mungkin karena saya masih polos, cantik, dan ah, lupakan :) Atau justru untuk pelecut biar saya lebih banyak belajar lagi, karena tentu saja saya setuju dengan kata orang-orang bijak, bahwa tak ada yang kebetulan di dunia ini. 

JMR 2016 ini merupakan acara dua tahunan yang digagas oleh Combine Research Institution yang diadakan selama empat hari, mulai Kamis, 21 April hingga Minggu, 24 April 2016 lalu di Jogja National Museum atau biasa disingkat JNM ini. Letaknya tak jauh dari pusat kota Yogyakarta sendiri. Yang saya ingat, ada SMA Negeri Teladan disana, dan tak seberapa jauh dari Stasiun Tugu, tempat kami turun, sekitar 15 menit menggunakan taksi.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMHf9yWA5d1biFOIJcyicU52bK1KE19ZO1nS_-LWQOHDdhvRGV5QahFs-L9Qq8MbpOjxusfDQiuph5E2XfXcbecP28264ghQRrDaLjUUuvwu0fuoTOQkG5beCqrVDs3GiU56HSkcxOPbU/s1600/hujan.jpg


Novel fiksi ilmiah bernuansa romansa, kali ini Tere Liye mengajak saya seperti melihat masa depan dengan teknologi serba canggih seperti mobil yang dapat mengemudi sendiri dan dapat terbang, kereta super cepat, chip yang serbaguna, meja makan dapat digunakan seperti handphone. Disamping hal yang serba canggih tersebut, penduduk bumi pertumbuhannya juga semakin meningkat hingga mencapai 10 milyar, dimana sebagian besar melakukan kerusakan dan tinggal menunggu waktu lalu bumi akan melakukan cara untuk membuat keseimbangannya.

Apa enaknya ya jadi blogger ? bisa menghasilkan uang melalui tulisan yang diposting ? bisa dapat produk-produk gratis bahkan traveling keliling Indonesia bahkan luar negeri? Hmm..
Jawabannya : aku belum tahu! Ehehehe... Mungkin sudah banyak para blogger yang produktif merasakan hal-hal tersebut.
Oke, aku akan cari tahu, gimana sih biar bisa membuka keran rezeki melalui blog seperti blogger lainnya ?
Hari Minggu, tanggal 10 April kemarin aku mengikuti acara seminar yang diadakan oleh Forum Lingkar Pena Bekasi yaitu tentang “How to Get the Money From Your Blog” di Aula Fakultas Pertanian, Unisma Bekasi.


para bocah berlari kesana kemari sedang bermandikan air hujan, hingga basah kuyup dan lelah menyergap tubuh mereka.
tak pernah terbesit tentang kekhawatiran ibu ataupun ayah yang menunggu di rumah.

para remaja sekalipun dewasa sanggup menghabiskan waktu berjam - jam diluar sekedar nongkrong atau berjalan - jalan untuk berupdate ria dan membuang uang.
tak pernah berfikir sang ayah bekerja keras mencari uang untuk menghidupi kebutuhan pokok sehari - hari dan ibunda telah memasak, lalu menunggu hingga santapan menjadi dingin, dan akhirnya kecewa karena makanan tak disentuhnya.


Untuk seseorang yang tulus menjaga dan menyayangiku sejak masih di dalam Rahim
Assalamualaikum umi tercinta
Hari ini umur umi semakin bertambah, 
tapi kecantikan umi bagi teteh tidak berkurang karena umur.
kecantikan umi begitu terpancar dari wajah dan hati umi yang tulus

Postingan Lama Beranda

Bermimpilah, Lalu Wujudkan

Bermimpilah, Lalu Wujudkan

POPULAR POSTS

  • Hujan
    Novel fiksi ilmiah bernuansa romansa, kali ini Tere Liye mengajak say a seperti melihat masa depan dengan teknologi serba canggih se...
  • Review Buku Embun di atas Daun Maple
    Halo sahabat peri tinta, Alhamdulillah saya dapat kiriman buku plus tanda tangan penulisnya pula ! Buku yang memiliki cover terbilang m...
  • Internet lancar, Ngeblog tambah asyik !
    Apa enaknya ya jadi blogger ? bisa menghasilkan uang melalui tulisan yang di posting ? bisa dapat produk - produk gratis bahkan traveling...
  • Surat Cinta Untuk Limabelas
    Hai angkatan lima belas Apa kabar ? Ku harap kita semua selalu dalam lindungan Allah terima kasih sedang membaca tulisanku ini, set...
  • Window of The World
    Assalamualaikum... Peri tinta baru berselancar lagi dengan tulisan nih, kemarin-kemarin terjadi writers block banget hehehe. Apa itu wri...
  • ECP's Market Day
    Woww Market Day ??? Ada yang tahu ? atau khususnya buat anggota apakah masih ingat? Bulan Desember tahun 2011 lalu, tepatnya tanggaaaaa...
  • Merindu Istana
    para bocah berlari kesana kemari sedang bermandikan air hujan, hingga basah kuyup dan lelah menyergap tubuh mereka. tak pernah t...
  • When the Gorilla is tired
    Halo semua wah hampir dua bulan lamanya peri tinta gak bagi - bagi cerita ya? kemana aja sih emang? hehe selama dua bulan kemarin, t...
  • Tips Mengatasi Emosi dan Sedih
    sumber : trustseller.com Sedih karena nilai ujiannya kurang, sedih karena ngejar dosen dan revisi terus menerus, sedih gak masuk pergur...
  • Ajari Aku
    Saat ini, aku tidak mengerti... apa itu esensi mencinta terhadap manusia… entah harus berasal dari rupa lalu ke hati atau melalui cara ...

Categories

  • Stories
  • Review
  • Puisi
  • Resensi Buku
  • Traveling
  • Cerpen

@bisot notes

Memuat...

Copyright © 2016 Peri Tinta. Created by OddThemes | Powered By Turatea.com